Mengenal Asal-Usul dan Kebudayaan Masyarakat Suku Arfak

Kebudayaan suku Arfak merupakan seluruh sistem gagasan dan rasa, tindakan serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan cara belajar. Setiap suku bangsa dibumi mempunyai budayanya tersendiri, dimana kebudayaan yang dimiliki (dari moyang) diturunkan kepada genarasinya secara turun-temurun agar supaya setiap suku masih terus dapat mewarisi nilai-nilai budaya dari moyangnya.

Budaya di Papua beranekaragam dan unik yang kemudian menjadi ciri kas tersendiri bagi orang Papua. di Papua terdapat 255 suku bangsa yang tersebar luas pada tujuh wilayah adat papua. diantaranya wilayah adat Mamta, Saireri, Me-pago, La-pago, dan Ha-anim di provinsi papua. kemudian ada wilayah adat Domberay dan Bomberay di Provinsi Papua Barat. Dari 255 suku bangsa itu, pastinya memiliki budaya dan kebudayaan-nya masing-masing berdasarkan wilayah adatnya sendiri. salah satunya suku besar Arfak di wilayah tiga Domberay.

Suku Besar Arfak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dan berpenduduk di bagian kepala burung pulau Papua, yakni Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari selatan, Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Bintuni, Kabupaten Tambrauw dan Kabupaten Wondama. Suku Arfak sendiri terbagi dalam sub-subs suku yaitu suku  Hattam-Moiley, Suku Sougbh-Bohon, Suku Meiyah, suku Moskona, suku Mpur, dan suku Karon. Dan dari setiap sub-subs suku ini masing-masing memiliki kepala sukunya. namun ada satu kepala suku yang dianggap sebagai kepala suku tertinggi dari kepala suku di setiap sub-sub suku itu, yakni kepala suku besar Arfak.

Asal Mula Nama Arfak

Orang Arfak adalah sebutan yang sudah sejak abad ke-18 digunakan untuk penduduk dipegunungan dipedalaman (baca Pim Schoorl Belanda di Irian Jaya, amtenar dimasa penuh gejolak 1945-1962, hal 151). Pada waktu itu panggilan dengan nama orang Arfak oleh penduduk pesisir tidak berkenan di hati mereka melainkan yang bersangkutan sendiri menyebut dirinya orang hattam, orang meiyah, orang sougbh, dan sebagainya (Baca Kamma vol 1, 1981:76).

Namun didalam perkembangan-nya sebutan dengan nama orang Arfak dapat diterima. Sehingga dari sini bisa dapat disimpulkan bahwa nama Arfak adalah nama yang diberikan dan di tuturkan oleh pendatang, yaitu orang biak-numfor yang berpenduduk di daerah pesisir manokwari kala itu. yang mana nama itu diambil dari tempat mereka berasal.

Nama Arfak diambil dari nama sebuah gunung yang berada didaerah itu, yaitu gunung Arfak (Apomfires dan sapulette, 1993:139). Sedangkan Nama asli dari Gunung arfak sendiri, yang oleh masyarakat setempat disana, mereka menyebutnya gunung Indon atau dalam bahasa hattam “Indonga” yang berarti gunung besar.

Kilas Gambaran Umun pegunungan Arfak

Pegunungan arfak terdiri dari berbagai gunung yang tinggi. Untuk mendapatkan gambaran dari lokasi yang didiami oleh suku arfak. kita bisa dapat menelusurinya dari pantai utara. gunung yang terkenal disana adalah gunung karang (Marnjofos). letaknya diperkirakan disekitar sungai arui, prafi hingga ke pami. Lalu disebelah barat ada gunung Iger tempat sungai waramui mengalir dan ada gunung Mononghuofok dan gunung Ikofow  yang dekat dengan sungai kasih dan sungai meofmer.

Beralih kebagian selatan, disana gunung-gunung semakin menjulang tinggi dan terjal. Gunung tertinggi adalah gunung indon dan Humncen di desa mokwam Distrik Warmare. Dengan ketinggian gunung diperkirakan 3000 meter dari permukaan laut. Sebelah barat dari gunung Umncen ada gunung Ijonokona. Disitu mengalir sungai warmoni, anak sungai wariori dan sungai meijof, lalu di hulu ada sungai wasian.

Baca Juga : Mengenal Suku Minahasa, dari Asal Usul hingga Tradisi

Makin ke selatan dari gunung Ijonokona terletak pegunungan lina sampai ke gunung kapur disebelah utara dari Kecematan Bintuni (sekarang Kabupaten Bintuni). Dari hulu sungai wariori, gunung itu melintangi ketimur dan melandai kedataran anggi. Diantara danau Anggi terletak Gunung Kobrey dan sebelah timurnya terletak gunung Jenu.

Asal Usul Orang Arfak

Asal usul orang arfak dikisahkan melalui cerita yang terkandung didalam mite, cerita rakyat ataupun dongeng yang dituturkan secara lisan. Beberapa diantaranya, mite pertama, orang Arfak yang tinggal dikawasan manokwari yakin bahwa dunia dan alam semesta diciptakan oleh ajemoa yaitu dewa yang menciptakan nene moyang pertama orang Arfak, Siba. Dan siba ini mempunyai tiga orang anak, yakni Iba, Aiba (pria) dan Towansiba (wanita). Dari sinilah yang kemudian menurunkan berbagai klen atau marga Saiba, Ahoren, Towansiba, Inyomusi, Iba dan sebagainya.

Mite kedua, orang arfak meyakini bahwa nene moyang mereka berasal dari binatang (hewan), misalnya dalam Gill Crravell (1988, dan dalam salabai 2009: 18) mengemukakan bahwa suku hattam, suku Meyakh dan suku Moile berasal dari (hewan) anjing, yang berkisah dari seorang laki-laki bernama Imnyena memiliki seekor anjing betina. Anjing ini mengandung dan kemudian melahirkan seorang manusia berjenis kelamin perempuan dan dua ekor anjing. Bayi manusia  dan kedua binatang masing-masing bernama Ninab dan Wanio. Setelah bayi manusia ini tumbuh dan besar menjadi seorang gadis. Ia menikah pertama di daerah meyakh dan keturunan-nya memakai klan Mandacan Indou, Salabai. Sough, Tibyai, Demih, Ullo, Wonggor, Dowansiba. Sebagai suku Arfak Hatam, suku Arfak Moyle dan suku Arfak Sough.

Kebudayaan Suku Arfak

Pada umum-nya semua kebudayaan dari setiap suku bangsa diatas bumi ini terdapat unsur-unsur dan wujud kebudayaan-nya masing-masing. Ada bermacam-macam pandangan dan argumnetasi dari para ilmuan mengenai unsur-unsur kebudayaan yang disebut “Cultural universals” salah satunya ilmuan C. Kluckhohn namun Untuk dapat menelusuri kebudayaan suku arfak, penulis memakai 7 (tujuh) unsur kebudayaan menurut pandangan Koenjaraninggrat diantaranya;

Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi yang dipakai untuk saling berinteraksi antar sesama manusia dalam kehidupan-nya sehari-hari. Bahasa-bahasa yang diucap oleh suku Arfak diantaranya; Bahasa Hattam, bahasa hattam Moiley, Bahasa Sougbh, bahasa Sougbh Bohon dan bahasa Meiyah.

Nama Arfak adalah sebuah nama yang diberikan dan disahutkan oleh orang biak-numfor, kala itu dimanokwari bagi orang-orang yang datangnya dari pegunungan dipedalaman. Dimana nama tersebut diambil dari sebuah gunung tempat mereka berasal, yaitu gunung Arfak atau orang sekitar disana menyebutnya gunung Indon, yang memilik arti Gunung Besar.

error: Content is protected !!