Suku Tidung adalah suku asli Kalimantan yang terkandung di Indonesia dan Malaysia (Negeri Sabah). Adanya dampak dari luar, terutama pelaut dan pedagang muslim membuat suku Tidung banyak yang memeluk agama Islam.
Suku Tidung anggota dari Dayak Murut di Tarakan, Kalimantan joker123 slot Utara. Dayak Murut merupakan satu dari tujuh suku besar yang tinggal di Kalimantan Utara. Nama Tidung berasal dari kata tiding atau tideng yang bermakna gunung atau bukit. Namun, suku Tidung banyak yang bermukim di lokasi pesisir.
Asal Usul Suku Tidung
Mengutip jurnal penelitian “Orang Tidung di Pulau Sebatik: Identitas Etnik, Budaya dan Kehidupan Keagamaan” karya Muhammad Yamin Sani dan Rismawati Ibon, tersedia 3 versi asal mula suku Tidung.
Menurut penjelasan Amir Hamzah, ketiga versi itu adalah versi penduduk Tidung sendiri, versi pemerintahan Hindia Belanda, dan versi pemerintah Republik Indonesia.
Pertama, versi penduduk Tidung yakin bahwa nenek moyang mereka berasal dari daratan Asia yang bermigrasi kurang lebih abad ke 5 – I SM. Saat itu, berlangsung eksodus manusia dari daratan Asia menuju pulau-pulau di sebelah Timur dan Selatan.
Mereka dikira mendarat di pantai Timur Provinsi Kalimantan Utara, yakni kurang lebih daerah Labuk dan Kinabatangan. Lalu, mereka menyebar ke daerah-daerah pesisir pantai dan pulau-pulau di sebelah Timur. Seperti lokasi Tarakan, Bulungan Nunukan, dan Pulau Sebatik.
Kedua, versi Hindia Belanda yang menyatakan bahwa suku Tidung berasal dari Dayak Kayan. Versi ini dikira dilatarbelakangi keperluan politik tertentu, yang mana lebih dari satu pemukiman penduduk Tidung lainnya diabaikan.
Terakhir, versi pemerintah Indonesia membuktikan suku Tidung adalah Dayak Pantai yang berasal dari daerah pegunungan di Menjelutung. Sementara suku Tidung yang duduki Pulau Sebatik sebagai anggota dari Nunukan, disebut sebagai Ulun Pagun atau orang kampung.
Bahkan permukimannya pernah berpindah-pindah dari satu pinggiran sungai ke pinggiran sungai lainnya.
Saat ini, orang-orang Tidung tersebar di selama lokasi timur laut pulau Kalimantan dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Di antaranya yakni di Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebatik Barat.
Orang Tidung punya bhs daerah yang serupa bersama dengan Melayu, karena wilayahnya yang dekat dari Malaysia. Kelompok bhs Tidung terdiri dari bhs Tidung, Bulungan, Kalabakan, Murut Sembakung, dan Murut Serudung.
Baca juga:
Mengetahui Suku Mandar: Asal Usulan, Kultur sampai Kehebatannya di Lautan
Mengenal Suku Toraja, dari Asal Usul hingga Tradisi
Pakaian Adat Suku Tidung
Sina Beranti merupakan pakaian pengantin suku Tidung yang digunakan oleh pengantin laki-laki terhadap selagi prosesi pernikahan antar suku saja.Pakaian Sina Beranti hanya digunakan didalam pernikahan penduduk muslim saja. Sedangkan, pakaian pengantin perempuan bernama Antakusuma. Kedua pakaian pegantin tersebut punya makna dan filosofi.
Pakaian Sina Beranti didalam prosesi pernikahan suku Tidung merupakan simbol prinsip hidup. Mahkota yang digunakan oleh pengantin punya makna untuk menangkal bencana, keseahteraan, mendatangkan rezeki, kedamaian, dan disenangi banyak orang.
Gelang tangan yang disebut Sulou bermakna mendinginkan. Makna gelang tersebut agar pengantin yang nantinya jadi pemimpin wajib bertangan dingin dan tidak menyalahgunakan kekuasaan.
Gelang Sulou termasuk ditambah ukiran wapak yang bermakna doa-doa agar bermacam ketetapan yang disita mendapat restu Tuhan. Pada anggota lengan pengantin suku Tidung terkandung gelang yang disebut Kalid.Kalid merupakan simbol pertahanan dan benteng yang kuat untuk keamanan dan bantuan dari bermacam gangguan.
Kebudayaan Suku Tidung
Ada lebih dari satu kebudayaan suku Tidung, layaknya tidak benar satunya seni yang diunggulkan dan dibanggakan. Contohnya yakni seni pahatan yang tersedia terhadap unsur alat musik atau bermacam instrumen bangunan. Bangunan ini bersifat rumah adat, perkantoran, dan instansi pemerintahan yang mencirikan karakteristik penduduk asli.
Suku tidung termasuk punya aneka model alat tangkap, permainan, dan makanan khas. Datu Norbeck, budayawan Tarakan, menyatakan lebih dari satu ragam alat tangkap dan alat permainan di didalam penduduk Tidung.
Alat tangkap penduduk Tidung diantaranya yakni Tamba (Kelong), Bintul (Ambau), Ubu (Keramba), Jala, Pukat, Apon (Pancing), Sesiyut (Tangguk), dan Isit-isit.
Sedangkan alat permainan Masyarakat Tidung layaknya begegala (asinan), beguli (kelereng), bitur, bebantung (lepokan), raga (takraw), tegasing (gasing), ketikan (ketapel), marak (kelayangan), yuyuan (yoyo), gumbak ula, dan tetap banyak lagi.