Alat Musik Betawi dan Penjelasannya, Dipengaruhi Berbagai Budaya

Sama layaknya wilayah lainnya, Betawi terhitung mempunyai beragam alat musik tradisional yang khas. Berikut perumpamaan alat musik Betawi dan kegunaannya.

Meski kini peranannya menjadi terpinggirkan dan bisa dikatakan telah makin lama langka, tetapi manfaat berasal dari alat musik Betawi senantiasa tak bisa dianggap remeh dan patut untuk dilestarikan.

Pesatnya kemajuan ibu kota dan menjadi kurangnya keinginan berasal dari generasi muda untuk melestarikan warisan kebudayaan disinyalir sebagai salah satu penyebab langkanya pertunjukan berasal dari warisan kebudayaan tradisional ini.

1. Perangkat Gambang Kromong

Perangkat Gambang Kromong merupakan urutan berasal dari beberapa alat musik yaitu kempul, gong, gambang, rebab, gendang, gender, dan bonang. Alat musik yang dimainkan di dalam bentuk orkestra ini perpaduan berasal dari kebudayaan tionghoa dan pribumi (Betawi). Perpaduan ini tercetus disaat Nie Hoe Kong, seorang pemimpin komunitas Tionghoa membawa alat musiknya pada abad ke-18.

Untuk lagu-lagu yang diiringi oleh alat musik ini adalah lagu yang berwujud humoris, sindiran, dan keceriaan. Contoh lagunya adalah Jali-jali, Sirih Kuning, dan Lenggang Kangkung. Kalian bisa mendapatkan alat musik betawi ini pada acara-acara kebudayaan atau festival bernuansa Betawi.

Baca juga:

Mengenal Lagu Daerah Jawa Timur Paling Populer Beserta Maknanya

34 Daftar Lagu Daerah di Indonesia beserta Asalnya Lengkap

2. Marawis

Marawis merupakan alat musik tradisional hasil berasal dari perpaduan budaya pada budaya Betawi dan budaya Timur Tengah. Alat musik Betawi satu ini sangat tenar di Indonesia, apalagi diadaptasi terhitung sebagai alat musik Bengkulu.

Marawis membawa bentuk menyerupai rebana, tetapi terdapat perbedaan pada bentuknya. Marawis terhitung membawa bentuk yang lebih gempal dibandingkan bersama dengan rebana yang membawa bentuk lebih pipih.

Seperti halnya rebana, mawaris membawa unsur keagamaan yang kental sebab seringkali digunakan sebagai pengiring acara keagamaan dan lirik lagu yang dibawakan merupakan pujian dan kecintaan pada Sang pencipta.

Marawis dibedakan menjadi tiga bagian berdasarkan pukulan atau nada yang dihasilkan layaknya berikut.

  1. Zapin, membawa nada lebih lambat dan digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang membawa suasana gembira. Misalnya lagu berbalas pantun pas di pernikahan khas Betawi, shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan lagu Melayu.
  2. Sarah, membawa irama dan nada yang menghentak dan juga memunculkan semangat. Sarah digunakan pas acara layaknya mengarak pengantin.
  3. Zahefah, tidak sangat tidak serupa bersama dengan sarah membawa nada atau irama yang sama. Zahefah digunakan untuk mengiringi lagu di majlis.

3. Kecrek

Kecrek atau pan kebanyakan terbuat berasal dari 2-4 lempengan logam tidak tebal layaknya besi, kuningan dan perunggu. Mereka disusun diatas sebuah papan kayu dan alat ini mempunyai fungsi sebagai pengatur irama juga. Cara memainkan alat musik Betawi ini cukup mudah, yaitu dipukul mengfungsikan palu tertentu atau tongkat kayu pendek yang membuahkan bunyi crek-crek-crek yang khas.

4. Gambus

Gambus merupakan salah satu alat musik petik yang mempunyai dawai atau senar yang berjumlah 3 hingga 12 senar. Semakin banyak senar yang digunakan, makin lama beragam pula nada yang bisa dihasilkan.

Gambus sendiri mempunyai fungsi sebagai pengiring di dalam sebuah pertunjukan.

5. Tanjidor

Tanjidor merupakan alat musik tiup. Berbeda bersama dengan gambang kromong, tanjidor mendapat pengaruh kuat berasal dari kebudayaan Eropa pada abad ke-18 oleh bangsa Portugis yang dipopulerkan di Nusantara.

Kata Tanjidor sendiri berasal berasal dari bhs Portugis yaitu alat-alat musik berdawai. Alat musik yang biasa dimainkan pas upacara pernikahan atau tamu agung. Selain itu, alat ini merupakan perpaduan berasal dari alat musik layaknya klarinet, piston, dan saksofon.

6. Orkes Samrah

Orkes samrah merupakan alat musik berasal dari Betawi yang mengkombinasikan alat musik modern. Alat moderen layaknya biola, gitar, harmonium, dan tamborin. Awalnya orkes samrah berasal berasal dari sebutan orang Melayu. Orkes samrah kebanyakan dimainkan oleh kaum pria berusia 30 th. ke atas/ pemain musik ini tampil mengfungsikan jas dan peci.

Orkes ini ada di th. 1815, disaat suku Melayu tinggal di Batavia. Kemudian, suku Melayu berikan pengaruh budaya suku Betawi agar tercipta orkes ini. Orkes samrah terhitung menjadi pengiring lagu Burung Putih, Pulau Angsa Dua, Cik Minah Sayang, Sirih Kuning, Masmura, Kicir-Kicir, Jali-Jali dan Lenggang-lenggang Kangkung.

error: Content is protected !!